Sebuah menu makanan yang tercipta berdasarkan kemampuan orang Jogja/Solo untuk ber-mimikri/menyesuaikan diri dengan kondisi ekonomi yang terbatas. Berdasarkan filosofi makan untuk hidup dan bukan hidup untuk makan, mereka membuat sego kucing, nasi bungkus yang berisi sekepal nasi plus secuil ikan bandeng, oseng tempe/sambel sehingga porsinya mirip dengan makanan kucing. Dari sinilah muncul sebutan SEGO KUCING. Biasanya penjual sego kucing di warung angkringan melengkapi jualannya dengan menu lain berupa tahu bacem, aneka sate jeroan, kikil, kerang, telur puyuh dan lain-lain. Sebelum dihidangkan kita bisa minta kepada penjual untuk digarang (dipanasi di atas bara api) dulu agar rasanya lebih nikmat. Sedangkan minuman pelengkap favoritnya biasanya adalah wedang susu jahe.
Dan seperti yang sudah-sudah, kreatifitas orang Jogja ini sudah menyebar dan mudah ditemukan di seluruh penjuru tanah air, apalagi Jakarta. Anda jangan heran jika konsumennya juga banyak dari kalangan orang kaya. Sekali lagi, orang kaya mencoba merebut identitas orang miskin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar