Dulu waktu kelas 2 SMA (Tahun 1990) saya kos di Kalierang (ndeso).
Suatu saat bapak kos saya perlu menghubungi temannya di Jakarta untuk suatu urusan. Beliau menyuruh saya dan anaknya yang kebetulan adalah juga teman saya seangkatan.
Saat itulah untuk pertama kami berdua akan bersentuhan dengan peralatan berbau hi-tech, yaitu pesawat telepon. Kami berdua nervous sekali. Mungkin seperti inilah rasanya para astronot yang hendak terbang ke orbit.
Kamipun menuju wartel yang saat itu hanya ada di kantor PT. Telkom. Penjaga wartelnya (saat itu penjaga wartelnya adalah pegawai telkom). Melihat gerak-gerik kami yang grogi rupanya pegawai khawatir. Akibatnya sebelum menelpon kami diminta uang jaminan Rp. 10.000,-.
Selanjutnya kami masuk. Rupanya temen saya tidak berani menelpon karena masih tetap nervous. Suasananya mirip dapat tendangan finalti di final Piala Dunia. Pengambil tendangan finalti menyerahkan kepada penendang kedua. Sayapun dengan perasaan deg-deg plas memberanikan diri untuk memencet tombolnya.
Sekali coba gagal ...
Dua kali coba gagal lagi ...
Tiga kali coba tetap gagal ...
Akhirnya beberapa saat kemudian penjaga wartelnya mengetuk pintu.
Kata dia: " Mas nomernya salah!".
Kataku: "Tapi ini nomernya dicatatkan oleh bapak kos saya".
Kata dia: "Nomer berapa di situ?"
Jawabku: "13450".
Dia bertanya gini: "Kode pos Wonosobo berapa Mas?".
"56373" jawabku tegas penuh keyakinan.
"Betul sekali. Persis nomor sampeyan itu. Itu kode pos Jakarta Timur, bukan nomer telepon !" Kata dia sambil menawan tawa.
"Oh iya ya Pak" jawabku sambil tertunduk tersipu menanggung malu.
Kamipun pulang dengan membawa kekalahan. Gagal misi kami untuk berinteraksi dengan hi-tech untuk pertama kalinya. Mungkin seperti ini juga perasaan Ibu Pratiwi Sudarmono waktu gagal jadi astronot ya ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar