Pernah saudara saya yang masih terhitung pak lik berkunjung ke rumahku di Jakarta. Dia bermaksud menginap beberapa hari di rumahku. Dia bilang pengen diantar ke Puncak. Dia penasaran mau melihat Puncak yang begitu termashyur.
Pada hari Sabtunya kuantar dia ke Puncak. Hitung-hitung sekalian liburan keluarga. Kami berangkat pagi-pagi agar tidak macet.
Sekitar satu setengah jam kemudian kami tiba di Puncak. Dan saya berhenti di Puncak Pass untuk menikmati segarnya udara pegunungan dan mencicipi beberapa makanan dan minuman penghangat badan.
Kata dia:
"Kiye mono koyo nang Sepuran ..." ("Ini sich sama dengan di Sepuran...").
Tentu saja dia kecewa. Karena daerah di mana kami berasal adalah daerah pegunungan berhawa dingin yang banyak terdapat kebun teh. Sama dengan kondisi di Puncak. Apalagi jika dibandingkan dengan tempat orang tua dia berasal yang terletak di lereng Gunung Sumbing.
Terjalnya puncak mah ... kagak ade ape-apenye ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar