Waktu kecil aku bertetangga dengan sepasang suami istri yang hobi banget bertengkar. Jarak rumahku (yang juga adalah warung makan mbah putriku) dengan rumah dia terpaut dua rumah.
Persis di belakang deretan rumah kami ada sungai kecil (kami menyebutnya kalen). Waktu itu airnya masih besar dan deras alirannya. Sekarang sich airnya sudah kecil dan banyak sampahnya.
Kalo lagi berantem, si suami suka mengamuk dengan membuangi barang-barang yang ada di dalam rumah ke sungai yang ada di belakang rumah. Karena sayang ada barang-barang masih bagus hanyut di sungai, tetangga-tetangga yang ada di bagian hilirpun suka mengambili barang-barang yang hanyut itu. Terutama yang masih anak-anak. Ada yang menggunakan ereg, ada yang menggunakan tampah/nyiru, ada yang menggunakan seser/jaring penangkap ikan dan ada pula yang hanya bermodal tangan kosong. Barang-barang yang paling sering kami dapat adalah kaset. Kadang-kadang ada juga handuk dan pakaian.
Akhirnya itu semua menjadi kebiasaan.
Jadi kalo mereka sudah mulai bertengkar, kami pun sudah siap-siap menunggu di sungai. Bersiap-siap menghadang barang-barang buangan dengan peralatan kami masing-masing.
Kalo terlambat turun ke sungai takut ga kebagian ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar