Kelihaianku soal mengakali soal ujian terbilang legendaris di kelas. Berbagai cara sudah aku gunakan. Mulai dari mengandalkan ketajaman mata, melobi teman, nasib mujur, sampai strategi membuang lembar jawaban. Semua berjalan mulus tanpa halangan.
Tapi memang benar adanya peribahasa "sepandai-pandai tupai melompat, dia tidak akan pernah ikut lomba lompat galah suatu saat akan jatuh juga". Keahlian yang sudah terlatih itu akhirnya berhasil ditaklukkan juga. Oleh siapa? Ternyata aku hanya bisa ditaklukkan oleh diriku sendiri.
Begini ceritanya:
Pas ada ujian Akuntansi Biaya aku sudah pesimis banget sama pelajaran yang satu ini. Karena menurutku dosennya kurang pandai menyampaikan materi. Jadi buat mahasiswa yang anti belajar dan hanya mengandalkan pelajaran yang disampikan dosen di kelas semacam saya, keadaan seperti bisa mendatangkan kesulitan.
Sebagai obat penenang waktu ujian aku taruh buku akuntansi biaya di lantai. Padahal sebenarnya percuma saja. Lha wong open book saja saya tetap ga bisa. Soalnya sudah terlanjur ga suka sama pelajaran yang satu ini.
Apesnya pas aku lirak-lirik ke buku yang aku taruh di lantai aku ketahuan sama pengawas. Dia langsung menegur dan mencatat namaku di berita acara. Lah ... akhirnya aku ketangkap juga. Pada situasi tidak penting lagi !
Selesai ujian dengan lemas aku pulang ke kost-kostan bareng Duto sama Agus.
Begini kata Duto sambil tertawa-tertawa :
" Kuwi mau sek nyatet awakmu asdos. Kakak kelasku. Cah Pati. Jenenge Widhayat ... "
( "Itu yang nyatet kamu asdos. Kakak kelasku. Anak dari Pati. Namanya Widhayat ...")
Aku belum terlalu percaya sama omongan Duto. Makanya aku segera cari informasi ke sekretariat. Dan memang benar. Dia adalah seorang Asisten Dosen yang bernama Widhayat (pakai H).
Benarkan ! Aku hanya bisa ditaklukkan oleh diriku sendiri ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar