Berkelana di Kompasianival Berbekal SOTO Ayam dan SOP Kambing …
Walapun tidak punya undangan karena tidak mendaftar tapi pada hari Sabtu tanggal 10 Desember 2011 aku memutuskan hadir di kompasianival. Sampai di sana diusir ya memang sudah bakat dari kecil. Tetapi ngomong-omong apa sih yang membuat aku memutuskan untuk hadir?
Tidak lain dan tidak bukan adalah karena desakan 3 cewek yang terus merengek-rengek minta diajak jalan-jalan. Mereka adalah Luna, Dian dan Tari. Sebenarnya aku agak males-malesan juga sih. Masih terbayang pada waktu jalan-jalan sebelumnya dimana mereka gantian ngambek karena berebut minta diperhatikan.
Tapi apa daya, aku hanyalah seorang lelaki yang tak kuasa menolak permintaan kaum perempuan.
Karena kantong lagi cekak aku putuskan mengajak mereka ke ajang Kompasianival. Biar keren dan kelihatan seperti orang pinter kataku (dukun kali). Alesan aslinya sih biar ga ada biaya bayar iket masuk dan berharap dapat makan siang gratis. Syukur-syukur dapat door prize.
Akhirnya pagi itu kami berangkat. Mereka masing-masing bawa mobil menjemputku. Lagi-lagi terjadi perselisihan. Masing-masing ngotot ngajak aku ikut ke mobil mereka. Yah, daripada terus ribut malu sama orang-orang yang nglihatin akhirnya aku putuskan kami naik angkot saja.
Jalan kaki sebentar ke Kalimalang kami menyetop angkot S-26 jurusan Bekasi-Kampung Melayu. Tentu saja aku mencari angkot yang kacanya terang. Mengantisipasi kalau-kalau mereka bertiga melakukan hal yang macam-macam sama aku. Berabe kan …
Di luar perkiraan, ternyata mereka exited banget naik angkot. Mungkin karena sudah lebih dari 50 tahun mereka tidak naik angkot. Jadi ya maklum saja kalo waktu di dalam angkot mereka norak banget. Ketawa cekakaan saking girangnya. Apa-apa ditunjuk. Wis pokoknya malu-maluin deh …
Dari Kampung Melayu perjalanan kami lanjutkan dengan busway. Lagi-lagi aku harus menebalkan mukaku karena tingkah polah mereka bertiga. Yang mejeng lah, yang nyanyi-nyanyi lah, yang mainin pegangan buat orang berdirilah, dan lain-lain. Heran. Sepertinya mereka tidak malu diperhatikan orang-orang di sekitarnya.
.
Setelah melalui ujian dan cobaan berupa 1001 rasa malu akhirnya aku berhasil mengantarkan mereka ke lokasi Kompasianival. Tapi uppss … Kami lupa bawa kamera bagus. Tapi untunglah. Ada seorang pengunjung yang main jeprat-jepret sebanyak-banyaknya. Jadi sesekali kami beruntung ikut diabadikan. Aku masih inget orangnya memakai blangkon di kepalanya ( Ya iyalah, masak pakai blangkon di lutut!).
Ternyata di sana pendatang yang tidak mendaftar diperlakukan sebagai warga kelas dua. Ga diikutkan undian door prize, ga boleh main game, ga dapat merchandise, ga dapat makan siang, apalagi tiket bioskop. Sebenarnya keki juga rasanya. Daripada manyun karena hati dongkol akhirnya aku ajak saja tiga cewek itu untuk ngerjain adminnya.
Seperti biasa, mereka bertiga selalu tertawa terpingkal-pingkal setiap melihat aku ngerjain orang.
Aku juga sempat menghipnotis admin.
“Tidur lebih dalam … Tidur lebih dalam … Mulai besok tidak ada tulisan yang lebih bagus dari tulisanku …”
Setelah berusaha cukup lama untuk nglimpe cewek-cewek cantik itu, akhirnya aku bisa lolos dari pengawasan mereka bertiga. Dan sesuai target aku berhasil foto bareng dengan cewek cantik yang keempat. Mbak Christie Damayanti …
Waktu hendak keluar gedung aku sempat melihat pria berblangkon itu. Aku sebenarnya mau mengajak dia berkenalan dan mengucapkan terima kasih atas foto-fotonya. Tapi aku urungkan niatku. Entah kenapa waktu itu aku merasa bahwa dia dikelilingi aura mistis yang kuat. Seperti ada sesuatu yang ada di sekitar dia.
Dan malam itu kami pulang dengan hati ceria. Walaupun ga bawa pulang apa-apa, yang penting sudah puas ngerjain admin Kompasiana.
Daa … Selamat Tinggal …
Sampai jumpa di seri berikutnya ya …
Muaachh …
2 komentar:
ahahahaha
potonya jan nggapleki tenan
Meeerrriiiiiiii ....
Posting Komentar