Di Sampit (dan mungkin juga di kota lain yang mayoritas penduduknya adalah suku Banjar), tempat saya pertama kali bertugas ada sebuah kebiasaan unik jika seseorang menengok bayi yang baru lahir.
Saat melihat bayinya mereka akan mengatakan kepada bayi itu : "Anak warik". Dalam Bahasa Banjar warik berarti monyet. Anak warik berarti anak monyet. Anehnya keluarga si bayi tidak tersinggung dan malah tersenyum.
Usut punya usut ternyata kata-kata "anak monyet" dalam adat kebudayaan setempat adalah sebuah doa buat si bayi. Menyebutnya sebagai anak monyet berarti mendoakan agar jabang bayi itu berbadan sehat, kuat dan tidak gampang sakit seperti anak monyet.
Menurut mereka anak monyet itu kuat. Tidak pernah memakai baju tapi tidak pernah masuk angin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar