Setiap malam 1 Suro, di Wonosobo ada satu tempat pariwisata yang sangat ramai dikunjungi orang. Tempat itu dinamai Surodilogo. Terletak di lereng gunung Sindoro. Di tempat ini terdapat semacam sendang/mata air yang memiliki mitos bahwa barang siapa yang cuci muka atau mandi di sendang itu pada malam 1 Suro, maka dia akan kelihatan awet muda.
Saya sich gak pernah percaya sama mitos-mitos model begituan. Buktinya temen-temenku yang dulu pada mandi sama cuci muka di mata air Surodilogo sekarang sudah pada tua dan ubanan semua. Buatku yang penting adalah aura pariwisata yang muncul setiap malam 1 Suro di daerah itu sehingga sangat cocok untuk camping dan berkemah.
Pada waktu aku kelas 4 SD, untuk pertama kalinya saya akan memulai petualangan saya di Surodilogo.
Atas ajakan dua teman sekelas, saya dan saudara saya akan mengalami petualangan yang cukup seru.
Dimulai dengan persiapan yang sangat detail dan matang yaitu:
1. Gak bawa duit,
2. Gak bawa bekal makanan,
3. Gak izin orang tua (karena bapak dan ibu sedang pergi dan menginap di Purworejo, makanya gak bawa duit dan makanan),
4. Gak bawa selimut,
5. Cuma pakai baju biasa dan celana pendek,
6. Satu-satunya barang yang dibawa hanyalah benda yang kemudian hanya menjadi beban saja, yaitu tongkat pramuka.
Petualangan dimulai dengan berjalan kaki dari Sepuran-Kertek sejauh 8 km. Dilanjutkan ke gerbang jalan masuk ke Surodilogo di daerah Prombanan sejauh 3 km dan seterusnya kami mendaki ke Surodilogo.
Diperjalanan awal saja sebenarnya sudah ada masalah. Jalan kaki 8 km oleh anak kelas 4 SD tentunya memerlukan asupan air dan makanan yang cukup. Tapi karena yang kami bawa saat itu hanyalah tongkat ya terpaksalah kami menahan lapar. Untuk mengatasi rasa haus kami minum dari sungai yang banyak terdapat di pinggir jalan raya.
Tapi kami sama sekali tidak ada pikiran untuk menyerah (saya tidak tahu apakah ini wujud dari kekuatan tekad atau justru bentuk dari ketololan kami). Kami tetap melanjutkan perjalanan. Empat sekawan yang pantang menyerah. Berangkat jam 2 siang, setelah perjalanan kurang lebih 3-4 jam akhirnya kami tiba di TKP dengan kaki pegal-pegal kesemutan sekitar jam 6 atau jam 7 malam.. Tempat itu sudah sangat ramai.
Masalah berikutnya mulai mendera, dengan tanpa bekal uang dan makanan sama sekali ditambah dengan pakaian ala kadarnya yaitu baju dan celana pendek maka kamipun mulai memanen hasil kebodohan kami sendiri. Serangan lapar dan dingin mulai mengintai.
Bersambung ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar