Suatu malam beberapa teman berkunjung ke tempat kostku. Kalo ga salah mereka adalah Asep sama Agus. Hari itu aku bermaksud menjamu mereka dengan hidangan spesial nan istimewa. Yaitu Indomie goreng. Memang persediaan di gudang Indomie-ku waktu itu lagi banyak-banyaknya. Sebagai tuan rumah aku akan sekalian memasakkan saja mie goreng itu buat mereka. Di kalangan teman-teman, aku memang tergolong super chef-nya.
Tapi malam itu Luthfil ngotot (dia adalah teman sekost-ku lain kamar). Dia bersikeras memasakkan mie-nya buat kami. Ya sudah. Kami bertiga mengalah. Walaupun dalam hati kami terbersit rasa kalut dan khawatir.
Apalagi setelah melihat cara dia memasaknya. Bumbu mie goreng dia campur dengan air kemudian mie-nya dimasukkan. Persis seperti membuat mie rebus. Kami sudah mempertanyakan tehnik dia memasak mie goreng. Tapi dia tetap percaya diri bahwa mie-nya rasanya akan enak. Setelah selesai memasak mie gorengnya dibagi.
Apalagi setelah melihat cara dia memasaknya. Bumbu mie goreng dia campur dengan air kemudian mie-nya dimasukkan. Persis seperti membuat mie rebus. Kami sudah mempertanyakan tehnik dia memasak mie goreng. Tapi dia tetap percaya diri bahwa mie-nya rasanya akan enak. Setelah selesai memasak mie gorengnya dibagi.
Dan benar saja. Mie goreng spesial kami kehilangan spe-nya jadi mie goreng sial. Rasanya hambar (kalo ga percaya coba dech ...).
Asep-lah yang paling rajin mengkomplain peristiwa ini.
Beberapa kali ketemu Luthfil masih saja dia bilang:
"Hiyaa ... Mie goreng pake kuah ...".
Luthfil-pun tersipu-sipu ...
Beberapa kali ketemu Luthfil masih saja dia bilang:
"Hiyaa ... Mie goreng pake kuah ...".
Luthfil-pun tersipu-sipu ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar