Waktu kami kecil, acara makan-makan bersama biasa kami sebut dengan istilah "AMIN-AMIN". Kemungkinan besar ini mengacu kepada kebiasaan kenduri yang ada di masyarakat. Di mana setelah pembacaan doa oleh Pak Kyai yang diamini oleh peserta lain maka sehabis itu akan dilanjutkan dengan pembagian takir/berkat/nasi kotak (waktu itu tepatnya nasi besek).
Jadi dalam pikiran anak-anak waktu itu, kalo ada orang membaca doa dan orang lain mengucapkan amin-amin maka pastilah setelah itu akan ada takir yang dibagikan (atau jangan-jangan hanya dalam pikiranku saja ya?).
Makanya setiap kali saya diajak Mbah Kakung untuk sholat subuh di mesjid saya selalu merasa seperti itu. Setiap imam baca do'a qunut atau baca doa setelah selesai sholat dan makmumnya mengamini, saya selalu berharap bahwa setelah itu akan ada takir yang keluar.
Herannya, walaupun sepanjang diajak Mbah Kakung sholat subuh di mesjid dan belum pernah sekalipun mendapat pembagian takir, saya tidak pernah putus harapan dan masih terus berharap bahwa setelah itu akan ada pembagian takir.
Dasar bandel ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar