Jaman saya SD di mesjid ada kebiasaan yang dilakukan oleh orang-orang dewasa sebelum sholat. Yaitu melepas celana dan meninggalkannya di pojok-pojok bagian belakang mesjid. Kami anak-anak kecil tidak tahu apa maksud mereka melakukan itu (belakangan baru kami tahu bahwa mereka melepas celana untuk berhati-hati kalau-kalau celananya terkena najis yang bisa membuat sholatnya menjadi tidak sah).
Namanya juga anak-anak, tanpa tahu apa artinya kamipun meniru-niru saja apa yang mereka lakukan. Kami ikutan melepas celana dan menaruhnya di pojok bagian belakang mesjid. Rasanya ada kepuasan tersendiri kalo bisa meniru kebiasaan orang dewasa. Serasa lebih jantan.
Tapi suatu hari sehabis sholat kami mau pulang. Tentu sebelumnya kami harus memakai dulu celana yang kami taruh di belakang mesjid.
Tapi astaga !
Celana-celana kami ternyata sudah tidak ada di tempatnya. Semuanya sudah rahib. Kami langsung menduga ini adalah ulah anak-anak yang tinggal di sekitar mesjid. Anak yang tinggal di situ memang kebanyakan nakal-nakal dan pada dasarnya memang ada semacam permusuhan dengan anak-anak yang tinggal di terminal.
Akibatnya kami serombongan pulang hanya memakai sarung tanpa memakai celana.
Rasanya seperti rombongan pengantin sunat saja ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar