Saya agak heran. Kenapa banyak banget profesi di Indonesia yang melenceng dari tugas atau teknis yang harus dilakukan. Entah karena norak seperti saya ini atau ada penyebab lainnya.
Salah satunya adalah profesi seseorang sebagai personel intelejen (biasa disebut intel).
Yang ada di bayangan kita yang namanya intel pastilah seseorang yang dalam tugasnya selalu menyamar agar keberadaanya tidak disadari. Maksudnya untuk mencari informasi yang bersifat rahasia dari sumber-sumber yang valid. Misalnya di pasar menyamar sebagai pedagang. Di perusahaan menyamar sebagai karyawan. Dan lain-lain.
Tapi yang pernah aku alami justru tidak seperti itu. Beberapa kali saya menyaksikan ada tindakan kriminalitas, demo atau ada pejabat mau datang yang perlu penyelidikan atau pengamanan maka keberadaan mereka sangat mudah dikenali.
Contohnya waktu aku masih magang di Surabaya ada ada semacam razia. Pengamanan ketat dilakukan oleh polisi.
Begitu ada beberapa orang asing datang ke situ para tukang becak, ojek, pedagang kaki lima langsung pada ngomong gini:
"Intele wes teko !" (Intelnya sudah datang !)
"Intele wes teko !" (Intelnya sudah datang !)
Lha kalo tukang becak dan konco-konconya saja dengan mudah mengenali mereka apalagi para penjahat yang mereka incar kan?
Habis penampilan mereka khas banget sich. Jaket kulit, celana jean, rambut tipis pinggir gondrong belakang, bagian belakang baju menonjol oleh gagang pistol. Rupanya mereka takut tidak dihormati dan tidak berwibawa kalau masyarakat tidak mengenali mereka sebagai personel intelejen. Jadi bukannya menyamar sebaik-baiknya kaya Superman, tapi malah berusaha agar keberadaannya diketahui umum ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar