Kalo waktu SD aku pernah kencing di kelas maka waktu kuliah aku pernah kencing di bis.
Kejadianya adalah pas balik ke Jakarta habis pulang kampung untuk liburan. Hari itu aku balik ke Jakarta pakai bis Sinar Jaya AC (jarang-jarang aku naik bis AC). Mungkin karena jalanan lagi ramai banget makanya macetnya ga kira-kira. Bis yang seharusnya masuk terminal Pulogadung jam 5 pagi ternyata jam 11 masih merayap di tol Cikampek.
Untungnya waktu itu naik bis yang pake AC, jadi ga kepanasan. Ada untungnya tapi juga ada apesnya. Karena terlalu lama macet dan kedinginan aku kebelet pipis. Lama-lama kebeletnya makin susah ditahan. Payahnya hari sudah siang jadi susah mau mengambil tindakan darurat. Misalnya kencing di botol aqua atau di plastik. Makanya aku masih berusaha menahannya.
Tapi karena terlalu lama akhirnya aku tidak tahan lagi. Limpa rasanya sudah mau pecah saking kebeletnya. Kuambil gerakan kamuflase sebisa mungkin. Aku pura-pura melihat dan menghadap ke arah luar bis. Untungnya bangku sebelahku kosong, jadi aku cukup leluasa melakukan berbagai manuver seperlunya.
Setelah mendapat formasi sempurna aku melaksanakan hasrat yang sudah terpendam cukup lama. Botol aqua ukuran tanggung perlahan-lahan terisi. Hueaaakk dan lega rasanya.
Tapi alamaaak ...
Kencingku tidak habis-habis padahal botol sudah hampir penuh. Dan kekhawatiranku menjadi kenyataan. Botol sudah penuh tapi hajat belum selesai. Mau ga mau aku harus segera memutus aliran.
Kebayangkan rasanya harus memutus kencing di tengah jalan?
Akhirnya bukannya menjadi lega, malah aku semakin menderita menahan kencing yang terputus sampai jam 12 siang. Saat bis memasuki terminal Pulogadung.
3 komentar:
ha..ha...,untung ngga ada yang lihat.coba kalau ada yg lihat langsung jerit-jerit deh..
Saya malah jadi kepikiran: "Penumpang lain kencingnya gimana ya?" ...
belajar banyak
Posting Komentar