.
.
Akhir-akhir ini kita banyak disuguhi terjadinya peristiwa yang berbau SARA. Utamanya antara Kaum Muslimin dengan Umat Nasrani. Umumnya keduanya berasal dari orang yang terlalu fanatik dan picik dalam menghadapi dan menyikapi sebuah perbedaan. Merasa benar sendiri dan sangat membenci ajaran agama lain secara membabi buta.
Yang selalu mereka ingat dan mereka tonjolkan mungkin adalah peristiwa Perang Salib, para pembakar Al Quran dan para perusak gereja.
Padahal sejarah telah mencatat bahwa kisah keharmonisan tentang toleransi yang luar biasa telah terjadi dan ditunjukkan oleh orang-orang terdahulu.
Berikut ini saya kutipkan beberapa di antaranya.
A. Kaum Nasrani Melindungi Kaum Muslimin
Pada awal-awal dakwah pernah kaum muslimin meminta perlindungan kepada Raja Najasyi yang beragama Nasrani dari kejaran kaum Quraisy. Setelah Ja'far bin Abi Thalib menerangkan tentang ajaran yang dibawa Nabi Muhammad maka Raja Najasyi kemudian mengambil sepotong kayu dan membuat garis di atas tanah seraya berkata kepada Ja’far bin Abi Thalib, “Antara agama kalian dan agama kami (perbedaannya) tidak lebih dari garis ini.”
Kemudian sang raja menyuruh utusan dari orang-orang Quraisy pulang dan menyatakan akan melindungi kaum muslimin yang mengungsi ke Habsyi.
B. Kaum Muslimin Melindungi Kaum Nasrani
Berikut ini saya kutipkan sebuah surat dari Rasullah kepada Biarawan bernama St. Catherine Monastery di Mt. Sinai.
Ini adalah pesan dari Muhammad ibn Abdullah, sebagai perjanjian bagi siapapun yang menganut Kekristenan, jauh dan dekat, bahwa kami mendukung mereka.
Sesungguhnya saya, para pelayan, para penolong, dan para pengikut saya membela mereka, karena orang-orang Kristen adalah penduduk saya, dan karena Allah, Saya bertahan melawan apapun yang tidak menyenangkan mereka.
Tidak ada paksaan yang dapat dikenakan pada mereka.
Sekalipun oleh para hakim-hakim mereka, maka akan dikeluarkan dari pekerjaan mereka maupun dari para biarawan-biarawan mereka, maka akan dikeluarkan dari biara mereka.
Tidak ada yang boleh menghancurkan rumah ibadah mereka, atau merusaknya, atau membawa apapun daripadanya ke rumah-rumah umat Islam.
Jika ada yang mengambil hal-hal tersebut, maka ia akan merusak perjanjian Allah dan tidak menaati Rasul-Nya. Sesungguhnya mereka adalah sekutu saya dan mendapatkan piagam keamanan melawan apapun yang mereka benci.
Tidak ada yang dapat memaksa mereka untuk bepergian atau mengharuskan mereka untuk berperang.
Umat Islam wajib bertempur untuk mereka.
Jika ada perempuan Kristen menikahi pria Muslim, hal ini tidak dapat dilakukan tanpa persetujuan perempuan itu. Dia tidak dapat dilarang untuk mengunjungi gerejanya untuk berdoa.
Gereja-gereja mereka harus dihormati. Mereka tidak boleh dilarang memperbaikinya dan menjaga perjanjian-perjanjian sakral mereka.Tidak ada dari antara bangsa (Muslim) yang boleh tidak mematuhi perjanjian ini hingga Hari Akhir (akhir dunia).
.
Tahun 1517, piagam asli diambil oleh Sultan Selim I dari Turki dan disimpan di Museum Topkapi di Istambul. Kemudian Sultan membuat salinannya yang sudah dilegalisir dan memberikannya kepada para biarawan.
.
Surat ini sudah beredar sangat luas sehingga saya sulit menentukan yang mana yang pertama kali menguploadnya di internet. Saya sendiri mengambilnya dari Mizan.com
.
Sesungguhnya terlalu banyak persamaan yang bisa kita cari dibanding terus mengungkit-ungkit perbedaan. Begitu banyak alasan untuk berdamai tapi kenapa kita sering mencari-cari alasan untuk bermusuhan.
Damai itu indah ...
.Wallahu 'Alam Bishawab ...
Akhir-akhir ini kita banyak disuguhi terjadinya peristiwa yang berbau SARA. Utamanya antara Kaum Muslimin dengan Umat Nasrani. Umumnya keduanya berasal dari orang yang terlalu fanatik dan picik dalam menghadapi dan menyikapi sebuah perbedaan. Merasa benar sendiri dan sangat membenci ajaran agama lain secara membabi buta.
Yang selalu mereka ingat dan mereka tonjolkan mungkin adalah peristiwa Perang Salib, para pembakar Al Quran dan para perusak gereja.
Padahal sejarah telah mencatat bahwa kisah keharmonisan tentang toleransi yang luar biasa telah terjadi dan ditunjukkan oleh orang-orang terdahulu.
Berikut ini saya kutipkan beberapa di antaranya.
A. Kaum Nasrani Melindungi Kaum Muslimin
Pada awal-awal dakwah pernah kaum muslimin meminta perlindungan kepada Raja Najasyi yang beragama Nasrani dari kejaran kaum Quraisy. Setelah Ja'far bin Abi Thalib menerangkan tentang ajaran yang dibawa Nabi Muhammad maka Raja Najasyi kemudian mengambil sepotong kayu dan membuat garis di atas tanah seraya berkata kepada Ja’far bin Abi Thalib, “Antara agama kalian dan agama kami (perbedaannya) tidak lebih dari garis ini.”
Kemudian sang raja menyuruh utusan dari orang-orang Quraisy pulang dan menyatakan akan melindungi kaum muslimin yang mengungsi ke Habsyi.
B. Kaum Muslimin Melindungi Kaum Nasrani
Berikut ini saya kutipkan sebuah surat dari Rasullah kepada Biarawan bernama St. Catherine Monastery di Mt. Sinai.
Ini adalah pesan dari Muhammad ibn Abdullah, sebagai perjanjian bagi siapapun yang menganut Kekristenan, jauh dan dekat, bahwa kami mendukung mereka.
Sesungguhnya saya, para pelayan, para penolong, dan para pengikut saya membela mereka, karena orang-orang Kristen adalah penduduk saya, dan karena Allah, Saya bertahan melawan apapun yang tidak menyenangkan mereka.
Tidak ada paksaan yang dapat dikenakan pada mereka.
Sekalipun oleh para hakim-hakim mereka, maka akan dikeluarkan dari pekerjaan mereka maupun dari para biarawan-biarawan mereka, maka akan dikeluarkan dari biara mereka.
Tidak ada yang boleh menghancurkan rumah ibadah mereka, atau merusaknya, atau membawa apapun daripadanya ke rumah-rumah umat Islam.
Jika ada yang mengambil hal-hal tersebut, maka ia akan merusak perjanjian Allah dan tidak menaati Rasul-Nya. Sesungguhnya mereka adalah sekutu saya dan mendapatkan piagam keamanan melawan apapun yang mereka benci.
Tidak ada yang dapat memaksa mereka untuk bepergian atau mengharuskan mereka untuk berperang.
Umat Islam wajib bertempur untuk mereka.
Jika ada perempuan Kristen menikahi pria Muslim, hal ini tidak dapat dilakukan tanpa persetujuan perempuan itu. Dia tidak dapat dilarang untuk mengunjungi gerejanya untuk berdoa.
Gereja-gereja mereka harus dihormati. Mereka tidak boleh dilarang memperbaikinya dan menjaga perjanjian-perjanjian sakral mereka.Tidak ada dari antara bangsa (Muslim) yang boleh tidak mematuhi perjanjian ini hingga Hari Akhir (akhir dunia).
.
Tahun 1517, piagam asli diambil oleh Sultan Selim I dari Turki dan disimpan di Museum Topkapi di Istambul. Kemudian Sultan membuat salinannya yang sudah dilegalisir dan memberikannya kepada para biarawan.
.
Surat ini sudah beredar sangat luas sehingga saya sulit menentukan yang mana yang pertama kali menguploadnya di internet. Saya sendiri mengambilnya dari Mizan.com
.
Sesungguhnya terlalu banyak persamaan yang bisa kita cari dibanding terus mengungkit-ungkit perbedaan. Begitu banyak alasan untuk berdamai tapi kenapa kita sering mencari-cari alasan untuk bermusuhan.
Damai itu indah ...
.Wallahu 'Alam Bishawab ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar