Waktu SD ada tetanggaku yang membuka toko. Namanya Pak Rahmat (almarhum). Toko itu juga banyak menjual berbagai macam mainan anak-anak. Di antaranya adalah lotere ndog cecek (lotere telur cicak). Lotere ini berupa kupon kertas lintingan yang dibungkus dengan kertas berbentuk segitiga dan di dalamnya dikasih beberapa butir permen telur cicak. Jadi kalo yang lagi sial karena ga dapat hadiah dia masih bisa makan permennya. Lumayanlah buat obat kecewa.
Saya suka sekali permainan ini. Tapi berbeda dengan pembeli lotere yang lain. Setiap kali kali membeli lotere ini saya selalu mempelajari dan mengamati ciri-ciri lotere yang ada hadiahnya. Sampai akhirnya saya menemukan kunci dan ciri-ciri bungkusan lotere yang ada hadiahnya. Ciri-cirinya yaitu bungkusan kertasnya ada warna-warni permen yang luntur karena lembek/mencair.
Sejak menemukan kunci jawaban lotere ini aku hampir pasti bisa menyapu seluruh hadiah yang ada di lotere ndog cecek. Dengan membeli lotere sebanyak 10 buah saja, paling tidak aku bisa mendapat 5 hadiah. Bahkan kadang-kadang sepuluh-sepuluhnya dapat semua.
Lama-lama Pak Rahmat merasa rugi dan melarang aku membeli lotere di toko beliau. Karena sehabis aku beli biasanya hadiahnya habis dan lotere tidak lagi laku dijual.
Setelah Pak Rahmat melakukan embargo perdagangan, akupun melanglang buana ke kampung-kampung sebelah yang ada toko-toko yang menjual lotere ndog cecek. Di antaranya di kampung Sedagaran, Suropati (toko Pak Gatot), Sidodadi, Surodento, dan lain-lain. Tentu saja hadiah di toko-toko yang menjual permen ndog cecek aku babat habis.
Cuman beberapa bulan setelah itu. Ciri-ciri hasil temuanku sudah tidak bisa lagi digunakan. Mungkin ada toko yang melaporkan sehingga pabriknya memperbaiki kemasan loterenya.
Catatan:
Setelah aku analisa secara mendalam kemungkinan besar begini:
Bungkusan lotere yang ada hadiahnya sudah dibuat terlebih dahulu. Jadi permen-permen yang ada di dalamnya lembek dan mencair dan mengotori kertas pembungkusnya.
2 komentar:
saya dulu cuma sekali dua kali dapetnya...
Penjualnya sudah cemberut duluan setiap aku datang. He .. he .. he ..
Posting Komentar