Jumat, 24 Juni 2011

Puncak Kenekatan ...

Hampir semua mata kuliah yang diberikan dosen masih bisa saya ikuti walaupun tanpa belajar (tentu saja dengan nilai ala kadarnya ...). Kalau ujian datang sesulit apapun soal yang diberikan saya masih bisa mengarang seadanya berdasarkan ingatan yang ada di otak.
Tetapi ada satu mata kuliah yang membuat saya mati kutu.
Yaitu mata kuliah TUPRP !!
Waktu itu dosen pengajarnya adalah Pak Maryoto. Pelajarannya adalah tentang membuat diagram alur dokumen semacam SOP. Menghadapi pelajaran yang satu ini, mahasiswa yang rajin belajar saja puyeng apalagi saya.
Pas tiba waktu ujian mata kuliah ini aku benar-benar tidak tahu mesti berbuat apa.
Tidak ada bayangan sama sekali.
Mulai dari mana?
Bagaimana caranya?
Kertas lembar jawaban mau diapain? Dan sebagainya.
Aku melihat hampir semua temenku sepertinya juga kebingungan menghadapi ujian kali ini. Mahasiswa yang terbiasa mampu mengerjakan soal nampak kebingungan.
Inilah yang justru menguntungkan saya. Keadaanya berbanding terbalik. Semakin mereka kelihatan resah dan bingung, semakin tenanglah hati saya. Rupanya pengalamanlah yang selama ini berhasil menempa mental saya. Keadaan krisis yang jarang mereka alami ini buat saya mah sudah jadi makanan sehari-hari.
Tapi saya lihat di lembar jawaban teman-teman walaupun mengarang masih ada isinya. Sedangkan lembar jawaban saya masih kosong. Seputih kapas sesuci salju. Mengarang saja tidak bisa. Sepertinya untuk pelajaran yang satu ini otakku buntu.
Waktu ujian habis. Banyak yang masih berusaha menulis sebisanya. Lembar jawaban saya masih kosong. Lagi-lagi aku harus menghadapi keadaan genting.
Aku mengambil langkah nekad. Dalam pertimbanganku kalau lembar jawaban aku kumpulkan maka akan ketahuan bahwa aku tidak bisa mengerjakan soal sama sekali. Ini alamat DO akan mengancam. Jadi akhirnya aku putuskan untuk tidak mengumpulkan lembar jawaban. Lembar jawaban aku kantongi, kubawa pulang dan aku robek-robek.
Saya berharap Pak Dosen berpikir bahwa lembar jawaban saya tercecer. Jadi masih ada peluang dosen berpikir bahwa sebenarnya saya bisa ngerjain soal tapi lembar jawabanku hilang. Menurut saya ini lebih menguntungkan daripada lembar jawaban dikumpulkan dan ketahuan dosen kalau aku gak bisa ngerjain soal. Pikirku kalaupun nantinya disuruh her ya ga papa lah. Toh aku sudah berpengalaman dengan yang satu ini.
Dan akhirnya perhitunganku tepat. Ternyata dosen bertindak seperti yang saya perkirakan. Saya mendapat nilai yang cukup untuk meneruskan kuliah.
Ini hanya masalah permainan pikran saja broer !! (Mind Game ...)
Tindakan saya ini ternyata mendahului peribahasa yang baru ngetop belakangan ini.
"LEBIH BAIK DIAM DAN DIKIRA BODOH DARIPADA NGOMONG TAPI BODOHNYA KETAHUAN...".

Tidak ada komentar: