Start menuju pendaftaran STAN kami mulai dari Wonosobo. Berdua teman saya yang bernama Komari (jagoan Bahasa Inggris saat ahlinya waktu itu masih langka).
Menginap sebentar di Purwokerto di daerah Grendeng tempat kost sahabat saya Herdiyanto. Beberapa hari kemudian kami berangkat ke Jakarta dari terminal Purwokerto.
Waktu itu kami naik bus Putri Jaya. Sebenarnya rencananya kami naik bus lain, tapi karena ditawari harga murah akhirnnya kami naik juga. Tapi ya itu, ngetemnya lama banget. Tidak terhitung berapa pengamen dan pedagangan asongan yang menyambangi kami (kalau gini terus bisa-bisa ludes nich uang saku kami ...).
Saking bosannya menunggu bus berangkat, kami, antar penumpang yang sebelumnya gak saling kenal sampai jadi akrab. Sudah seperti saudara senasib sepenungguan saja rasanya.
Akibat durasi ngobrol yang begitu lama, dengan berbagai topik hangat maupun dingin, akhirnya kami sampai pada topik paling sensitif dan kontroversial.
Apa itu ?
Harga Karcis !!
Dari hasil bincang-bincang kami itulah ketahuan bahwa ternyata kepada masing-masing penumpang dikenakan tarip yang berbeda-beda. Dan kami mendapat yang termurah. Akibatnya semua penumpang selain kami berdua mengajukan protes kepada kondektur minta uang dikembalikan.
Mau tidak mau kondektur mengembalikan kelebihan uang penumpang yang sudah terlanjur dibayar. Mukanya kelihatan kecut, marah dan kecewa.
Perasaan saya sama temen saya gak enak banget sepanjang perjalanan Purwokerto-Jakarta. Punggung, muka dan telapak tangan saya berkeringat dingin menahan perasaan malu dan gak enak. Kami merasa menjadi penyebab kerugian yang diderita Pak Kondektur.
Maaf ya Pak Kondektur. Moga-moga dapat rejeki lain yang halal ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar