Nama sebenarnya adalah Sukur. Tapi entah kenapa dipanggilnya Ondhot. Dia adalah saudara plus sahabat terbaikku sewaktu kecil (tentu saja sampai sekarang). Sebenarnya ada satu lagi saudara sekaligus sahabat saya yang lain. Namanya Sarno. Tapi mereka berdua tidak pernah bisa bersatu. Saya tidak pernah tahu apa penyebabnya. Saya selalu berusaha mempersatukan mereka berdua, tetapi tidak pernah berhasil. Saya hanya bisa bermain dengan salah satu dari mereka. Kalau mereka disatukan, sudah pasti akhirnya bertengkar.
Tetapi dalam hal bermain-main di waktu kecil, dengan Ondhot-lah aku paling sering menghabiskan waktu. Di samping teman main paling akrab, dengan dia pula aku paling sering berkelahi. Waktu kecil dia tukang ngarang. Dan juga norak banget ( yang ini kayaknya sampai sekarang dech ...).
Ini beberapa contoh kengarangan dia :
1. Saat kelas 1 SD, dia ngaku sudah berumur 17 tahun (waktu itu memang kami selalu lomba tua-tua-an).
2. Dia punya cuplak (kutil) di tangan. Waktu kutilnya itu dia lepas, katanya darahnya satu kenceng (wadah air dari tembaga yang ukurannya sebesar ember cucian).
3. Katanya dia pernah pinjam keker (teropong) tembus sama Pak Camat (kalo yang ini kayaknya aku juga dech...), dll ... dll ...
Suatu hari dia ikut turnamen pencak silat mewakili salah satu perguruan silat untuk pertama kalinya. Dia senang sekali. Karena orangnya bandel dan tukang berkelahi, ilmu silatnya juga lumayanlah ...
Tapi coba ikuti persiapan-persiapan dia menuju pertandingan:
Setiap hari sebelum ikut pertandingan, saat teman-teman seperguruan giat berlatih, dia malah rajin membaca komik silat. Aku inget banget, komik yang paling sering dia baca judulnya adalah "INDRA BAYU" karangan Jan Mintaraga. Sama aku dia bilang bahwa saat lomba nanti dia akan menggunakan jurus-jurus yang ada di dalam komik tadi. Terutama jurus andalan Indra Bayu, yaitu jurus "Mengubak Kubakan Naga". Dia berkhayal bisa melakukan lompatan dan pukulan jarak jauh seperti di komik itu.
Malam sebelum hari H, dia malah makin getol baca komik itu semalaman. Mungkin mau lebih mendalami jurus-jurusnya. Akibatnya besoknya dia bangun kesiangan. Waktu teman-temannya nyamperin, dia masih tidur. Begitu bangun dia langsung nyambar baju seragam terus dipakai. Jalannya agak sempoyongan dan matanya merah karena kurang tidur. Akibatnya dia berangkat ke pertandingan tanpa mandi, tanpa minum dan tanpa sarapan.
Sampai di lokasi pertandingan mereka langsung ambil nomor undian. Ternyata di antara teman-teman, Ondhotlah yang dapat giliran bertanding paling akhir. Dua orang temannya nampak sangat siap bertanding. Sedangkan dia malah lagi ndrodog (gemetar) menahan lapar karena belum sarapan. Jam 10 dan jam 11 dua temannya bertanding. Hasilnya memalukan. Mereka berdua kalah KO. Salah satunya malah waktu kena tendang air liurnya sampai meler-meler dan gerakan waktu jatuh KO mirip hewan disembelih. Pokoknya sangat memalukan dah.
Harapan satu-satunya tinggal pada Ondhot. Dan dia memang adalah andalan tim kami. Tapi andalan kami itu malah lagi kelihatan gemetaran. Katanya waktu itu matanya sampai berkunang-kunang mau pingsan saking laparnya. Kemudian tibalah giliran dia bertanding. Dia bersiap-siap walaupun badan lemes. Tapi karena sudah jam 12 siang, pertandingan di tunda setelah makan siang.
Karena makannya prasmanan/ngambil sendiri dan memang dia lapar sekali karena dari pagi belum makan, ngambil makannyapun gak kira-kira. Piringnya sampai mirip tumpeng. Sepiring super penuh itu dihabiskan semuanya. Akibatnya setelah itu dia mulas dan sakit perut karena kekenyangan. Dia kelihatan lemas dan susah bergerak karena perutnya penuh nasi. Saat itulah namanya dipanggil untuk bertanding.
Dengan badan yang tidak kalah lemes dibanding sebelum makan tadi dia maju ke arena. Hari itu dia jadi sansak hidup (sand zag) lawannya. Jangankan mau menyerang, mengangkat kaki saja susah karena perutnya penuh nasi katanya. Akhirnya dia cuma bisa menghindar dan menangkis sebisanya. Untungnya karena dia terbiasa berkelahi jadinya dia tahan pukul. Jadi dia tidak sampai kalah KO ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar