Masih orang yang sama. Yaitu Lik Suyit. Kali ini yang menjadi target permainan bernama Sipon.
Tantangan yang diberikan kepada Sipon adalah: apabila dia mau menerima satu pukulan di wajah tanpa manghindar, maka dia akan dibayar 500 rupiah. Dasar isinya juga orang-orang maniak. Tantangan inipun diterima oleh Sipon. Dan tontonan buas ala gladiatorpun akan segera berlangsung.
Penonton segera mengerubuti arena untuk menyaksikannya. Dua petarung ( petarung aktif dan petarung pasif apa ya?) berhadap-hadapan di ring (maksudnya terminal). Pertandingan dimulai.
Pemukul bersiap-siap dengan mengepalkan tangannya Pihak terpukulpun (selanjutnya disebut sebagai pihak ke II. Mau mukul apa jual beli tanah?) bersiap-siap mempersiapkan area pendaratannya pukulan (maksudnya muka die ...).
Dan ...
Duag !!!
Sebuah bogem mentah Lik Suyit mendarat telak di muka Sipon. Sipon hanya terhuyung sebentar. Habis itu dia berdiri tegak. Sepertinya tidak ada masalah sama sekali. Matanya yang mengalami pukulan merah dan lebam. Tetapi dia tetap kelihatan tersenyum gembira karena baru saja mendapat uang sebesar 500 rupiah.
Mungkin bagi para petarung-petarung terminal sejati, pukulan adalah lalapan sehari-hari ya ...
2 komentar:
tahun berapa itu?demi 500 perak
Sepertinya sekitar tahun 80-an. Bakso semangkok masih Rp. 25,-.
Permen Rp. 5,- masih dapat 5 biji cak ...
Posting Komentar