Permasalahan saya dengan Bu Rohani sepertinya sudah tertulis kuat dalam takdir kehidupan. Salah satu bukti nyata adalah saat ada praktek maju ke depan kelas sesuai tugas dari buku paket yang sudah saya beli sebelumnya.
Di situ ada tugas untuk semua murid bahwa kami harus maju ke depan kelas memerankan dua tokoh untuk saling berkomunikasi menggunakan bahasa Jawa. Semacam sandiwara. Masalahnya tampak mudah. Tetapi bagian sulitnya ada di bagian nama dari dua tokoh yang akan kami perankan.
Nama dua tokoh yang harus kami perankan sesuai yang tercetak dalam buku paket itu yang pertama adalah tokoh " BAPAK" dan yang kedua adalah tokoh "WIDAYAT".
Oh Tuhaaann !!!
Ada jutaan macam nama di dunia ini, tetapi kenapa nama yang digunakan dalam buku itu adalah namaku ??? Kenapa namaku jadi tokoh utama di buku paket pelajaran Bahasa Daerah ???
Kenapa namaku ada di pelajaran yang gurunya gak suka sama aku ???
Pada saat sandiwara diperankan teman-teman yang lain saja teman-temanku pada cekikak-cekikik tertawa di belakang, apalagi pas aku sendiri yang maju memerankan namaku sendiri di depan Bu Rohani. Pasti lebih heboh lah ...
Aku berpikir untuk tidak masuk saja saat bab pelajaran yang satu ini akan disampaikan. Daripada diketawain teman-temanku karena mereka tahu riwayat perseteruanku dengan Bu Rohani. Akhirnya aku nekat mending tidak masuk saja. Dan memang benar, saat tiba giliranku aku tidak masuk sekolah. Tetapi rupanya ini tidak serta merta menyelesaikan masalah. Rupanya Bu Rohani tahu akal bulusku. Minggu depannya aku tetap dipanggil maju ke depan kelas memerankan tokoh itu.
Dan seperti sudah kuduga sebelumnya. Teman-teman menertawakanku dengan riang gembira ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar