Perintah demi perintah memuakkan di hari pertama ospek aku laksanakan dengan hati mangkel. Hari pertama dengerin berita malam, bikin dadar telur puyuh (aku akali dengan telur ayam ku goreng sesendok-sesendok) dan lele close up ditambah lari-lari. Hari kedua disuruh bawa jengger ayam dan undur-undur. Jengger ayam yang kubawa sebenarnya hanya potongan kecil kulit ayam dari sebelahku (aku tidak kenal) dan undur-undur diplastikku berisi gumpalan tanah saja. Ada acara suruh jalan jongkok dan push up.
Nah pada hari kedua inilah aku melihat ada yang aneh. Hari itu aku lihat ada sekelompok kecil calon mahasiswa yang cuma duduk-duduk di bawah pohon melihati kami yang sedang digojlok. Dijidat mereka ditempeli isolasi hitam. Enak bener kataku. Pas ada kesempatan istirahat aku dekati mereka dan kutanyakan kenapa mereka tidak ikut digojlok. Salah seorang dari mereka menjawab kalau mereka tidak ikut digojlok karena sedang sakit atau baru sembuh dari sakit. Sebagai tandanya jidat mereka ditempeli isolasi warna hitam.
Bingo !!!
Otak bulusku langsung bekerja cepat.
Pada hari ketiga aku berangkat ospek dengan membawa isolasi warna hitam yang kubeli tadi malam. Saat ospek dimulai aku berjalan perlahan-lahan agar tidak terlalu kentara menuju kelompok mahasiswa sakit. Aku tempelkan potongan isolasi hitam di jidatku. Aku duduk di bawah pohon bersama-sama mahasiswa sakit. Tampangku aku bikin selemes-lemesnya.
Dan ospek hari ke-3 sampai selesai kulalui dengan santai. Nonton penyiksaan temen-temenku. Di antara mereka ada yang sampai disuruh makan mie dicampur jamu.
Akupun selamat dari kamar gas-nya Chong Tung Tet sama Heliantopo ...
2 komentar:
ha...ha..ha...ternyata jas bukak iket blangkon...sama jugak sami mawon....aku malah dikasih semangka dan air mineral gara-gara isolasi hitam di jidat....qiqiqiq...
Saya ga inget siapa saja yang memakai isolasi hitam. Soalnya waktu itu gundul semua. Mirip-mirip ...
Posting Komentar