Tersebutlah sebuah kerajaan Mahadwipa yang kaya raya, makmur dan sentosa. Tlatah kekuasaannya sangat luas. Kerajaan itu dipimpin oleh seorang maharaja yang adil dan bijaksana. Yaitu Prabu Sentanu. Beliau memiliki dua orang putera yang merupakan saudara kembar. Mereka adalah Pangeran Mandiri dan Pangeran Mandira. Di antara keduanya belum ada yang ditetapkan sebagai putra mahkota yang berhak mewarisi kerajaan.
Karena usianya yang telah lanjut, beliau bermaksud mewariskan tahta kerajaan kepada salah seorang puteranya. Untuk itu raja membuat titah kepada kedua putranya. Yaitu keduanya harus mengantarkan surat kepada Prabu Seta, raja yang menjadi sahabatnya dari kerajaan Hastapura dengan mengendarai kuda masing-masing. Pangeran Mandiri dengan kuda Ronggolawe dan Pangeran Mandira dengan kuda Turangga Bayu.
Tetapi peraturannya cukup aneh. Yaitu siapa yang kudanya lebih lambat sampai ke kerajaan Hastapura, dialah yang menjadi pemenangnya dan berhak mewarisi tahta kerajaan. Akibatnya perlombaan tidak selesai-selesai. Padahal sudah memakan waktu cukup lama. Keduanya hanya berjalan berputar-putar. Sedikit-sedikit istirahat. Sering mampir kemana-mana.
Untuk mengatasi keadaan tersebut, penasehat raja yang terkenal cerdik mengusulkan sesuatu kepada sang raja. Dia membisikkan sesuatu ke telinga raja. Sang raja setuju dan dia memerintahkan untuk melaksanakan usulan penasehatnya.
Sekonyong-konyong setelah usulan penasehat dilaksanakan. Kedua pangeran itu langsung melesat secepat angin menuju kerajaan Hastapura.
Pertanyaannya:
Apakah yang dibisikkan penasehat kepada sang raja?
Jawaban ada di komentar.
Jawaban ada di komentar.
1 komentar:
Tukarkan kuda mereka Tuan ...
Posting Komentar