Waktu saya masih di SMP 2 Purworejo saya sempat heran sama teman-teman yang suka dengerin sandiwara radio yang judulnya Saur Sepuh. Waktu itu saya sich muak banget sama acara yang model beginian. Kampungan kataku. Bahkan saking keranjingannya, beberapa teman dibela-belain bawa radio ke sekolahan. Kalo pas sandiwara ini diputer, mereka pura-pura izin ke belakang demi dengerin ini acara.
Itu terus berlanjut sampai saya sekolah di SMA 1 Wonosobo. Tapi kali ini yang lagi ngetop-ngetopnya adalah Mak Lampir dengan Misteri Dari Gunung Merapi-nya. Waktu itu saya ngekos di daerah stasiun. Rupanya tetangga kamarku termasuk kampungan juga. Tiap hari sepulang sekolah dia selalu wajib ngikutin acara ini. Memang acara itu diputer setiap jam 2 siang. Pas jam anak sekolah leyeh-leyeh habis pulang sekolah. Karena setiap hari telingaku dijejali dengan sandiwara radio ini, lama-lama aku mengikuti jalan ceritanya. Dan akhirnya aku tertarik mengikuti kisah-kisah selanjutnya.
Suatu hari waktu saya pulang sekolah tidak seperti biasanya suasananya sepi. Dari kamar sebelah tidak terdengar suara radio di setel. Padahal sandiwara radionya lagi rame-ramenya nich. Aku mulai dongkol. Huh dasar anak kampungan ... Cerita lagi seru-serunya malah gak nyetel ...
(Hmm ... Rupanya pandanganku terhadap sandiwara radio sudah mulai terbalik ...)
Ternyata tetangga kamar saya itu sedang pulang ke desanya. Makanya tidak ada suara radio dari kamar sebelah. Hari itu aku kesal dan kecewa.
Saking sudah terbawa oleh alur cerita sandiwara radio suatu hari karena pulang sekolah agak telat saya pulang dengan tergesa-gesa. Rupanya Vendy (dia sich memang penggemar sandiwara radio sejak dulu) temanku mencium gelagat anehku ini. Dia tahu kalo sebelumnya aku benci banget sama acara ini. Makanya setengah meledek dia bertanya sama aku:
"Kenapa sich jalannya cepat-cepat? Mau dengerin Mak Lampir ya ?"
Aku malu banget. Terpaksa aku ngibul:
"Gak. Aku ada keperluan ..." jawabku ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar