Rabu, 10 Agustus 2011

Tumbal Tuyul ...

Namanya juga masyarakat yang masih tradisional. Jaman aku masih kecil kalo ada orang yang punya rumah beton, apalagi kalo sampai punya rumah tingkat, kemungkinan besar dia akan di dakwa punya pesugihan. Kalo gak ke gunung Kawi ya ngingu/miara tuyul. Lantai dua rumahnya katanya buat rumah tuyul piarannya.

Tidak ada anak atau bahkan orang tua yang berani main-main ke rumah-rumah yang di dakwa punya ilmu pesugihan atau miara tuyul. Takut buat lebon atau tumbal katanya. Para orang tua akan selalu mewanti-wanti agar anak-anaknya jangan sampai main atau sekedar masuk ke rumah-rumah yang dicurigai.
Tetapi mitos-mitos seperti itu tidak mempan dan tidak berlaku buat kami berdua. Saya sama Ondhot. Tidak hanya berani masuk atau sekedar main-main ke rumah-rumah itu. Saya sama Ondhot malah sampai menginap berhari-hari di rumah-rumah yang dicurigai itu. Kami makan dan minum di rumah mereka. Biasa-biasa saja. Tidak ada kejadian yang istimewa. Malahan kelihatannya orang tua pemilik rumah senang anaknya yang biasa kesepian sekarang punya teman.
Atau jangan-jangan ...
Tuyulnya yang kabur karena ga kuat lihat tingkah polah dan kebandelan kami berdua ya ...

Tidak ada komentar: