Selasa, 25 Oktober 2011

Celana Ketat ...

Tuhan memang selalu memberikan sesuatu yang terbaik buat kita. Cuman kitanya saja yang sering tidak memahaminya.
Termasuk waktu aku beli celana panjang. Pernah saya agak kecewa sehabis beli celana panjang. Itu karena celana panjang yang kubeli kekecilan. Jadi sempit banget waktu dipakai. Ketat sekali. Lebih ketat dari celana jeans. Saking ketatnya aku sering kesulitan kalau mau ambil uang atau dompet dari kantongnya. Padahal itu kan celana untuk pergi ngantor. Tapi karena sudah terlanjur kebeli ya tetap saja sekali-sekali aku pakai. Sayangkan ?
Suatu siang aku ada perlu ke Golden Truly Gunung Sahari. Dari kantorku cukup naik Kopami sekali saja. Jarak kantorku sama Golden Truly Gunung Sahari memang dekat. Setelah menunggu beberapa menit angkutan datang. Aku langsung naik. Waktu itu angkutan umum yang berupa bus ukuran sedang ini dalam keadaan cukup penuh. Jadi aku tidak dapat tempat duduk dan berdiri di dekat pintu sebelah depan.
Setelah bus berjalan beberapa lama tiba-tiba bagian bawah celana panjangku seperti ada yang menarik-narik. Setelah aku lihat ternyata ada bapak-bapak yang sudah cukup tua yang duduk di depanku menjatuhkan sisir di dekat sepatuku. Lagaknya seolah-olah mau mengambil sisir itu. Anehnya dia tetap memegang ujung celanaku padahal sisirnya tidak aku injak. Orang yang duduk di sebelahnya kelihatannya juga temannya.
Agak lama aku baru ingat bahwa ini adalah modus operandi pencopetan di angkot. Padahal sebelumnya aku sudah merasa bahwa bagian belakang celanaku seperti ada yang menarik-narik dan meraba-raba. Tapi aku biarin karena aku pikir hanya badan penumpang lain yang menyenggol-nyenggol aku. Ternyata itu adalah gerakan anggota komplotan copet yang dapat bagian mengambil barang-barang dari celanaku sementara temannya menglihkan perhatian dengan pura-pura menjatuhkan sisir.
Tapi kenapa dia gagal coba? Itu karena celana yang aku kenakan kekecilan dan melekat ketat di kaki dan pantatku. Jadinya menjepit hp dan dompetku dengan kuat
Rupanya Tuhan telah mempersiapkan celana ketat buatku untuk menghadapi kejadian hari ini. Coba saja kalau celana yang kupakai ukuranya normal. Kemungkinan besar sudah ludeslah isi kantong celanaku.
Setelah sadar aku langsung nengok. Langsung saja aku omelin itu orang. Sebenarnya ada rasa pengen nonjok tetapi karena pelakunya sudah kakek-kakek aku jadi ga tega. Padahal kalau aku mau pada saat itu satpam Golden Truly sedang berkumpul di pinggir jalan. Jadi akan babak belurlah mereka bertiga.
Aku memutuskan untuk memaafkan mereka. Kasihan anak istrinya kalau sampai mereka bertiga celaka. Saya doakan saja semoga mereka bertiga insyaf tobat dan mendapat pekerjaan yang halal.
Waktu aku berjalan masuk ke Golden Truly ada cewek yang mengejar saya (seorang etnis Tionghoa). Dia memanggil saya.
"Pak ! Pak ! Tadi itu kenapa ga dihajar saja copetnya?".
"Ga papa lah mbak. Kasihan" jawabku.
Nampaknya gadis tadi menginginkan aksi yang lebih heroic dariku dan sedikit kecewa karena aku membiarkan copetnya pergi begitu saja. Padahal mereka bertiga memang sudah kelihatan ketakutan waktu aku marahi (hebat ya?). Tapi ya sudahlah. Mungkin memang lebih baik aku memaafkan mereka.
Satu kataku buat kakek-kakek pencopet itu:
"Paaak ... Pak ! Lha wong saya mau ambil hp, dompet atau uang dari kantong celanaku sendiri saja susah banget saking ketatnya, apalagi sampeyan ...
Ha .. ha .. haa ... Pasti habis itu sampeyan digoblok-goblokin sama teman-temen ya ...
Tuhan memang Maha Adil ...

5 komentar:

Romance Dawn mengatakan...

berarti jaman itu blm musim copet pake silet ya mas

WK-Wonosobo mengatakan...

Ini kejadian tahun 2009. Belum lama kok. Kalo disilet ya langsung menjerit lah aku.
Masak bokong disilet diem saja ...

Unknown mengatakan...

rika wong eman berarti mas heheheheh

Unknown mengatakan...

nek cah sobo baik hatinya...

WK-Wonosobo mengatakan...

Ha .. ha .. ha ...
Padahal nek nang ndesane dewek seneng do tawuran ...