Kamis, 26 Mei 2011

Pola Makan Hemat ...

Saya termasuk orang yang suka makan segala macam makanan. Segala jenis makanan dari daerah manapun sebisa mungkin dapat aku taklukkan. Harus doyan ! (walaupun sampai sekarang saya belum mampu menaklukkan dua jenis makanan, yaitu jengkol sama sate padang).
Saking banyaknya jenis makanan yang saya sukai sampai-sampai saya sendiri sulit menilai apa sebenarnya makanan kesukaan saya. Setiap ganti warung saya akan memesan makanan yang berbeda.
Kalau ke warung Tegal biasanya saya makan sama telur asin. Kalau ke rumah makan Padang biasanya saya makan sama telur bulat masak kuning. Kalau ke warung Lamongan biasanya sama telur dadar penyet. Kalau makan bubur ayam sama sate telur puyuh. Kalau beli nasi uduk musti pake telur masak merah. Kalau lagi di rumah sama telur ceplok. Kalau pulang kampung saya selalu minta dicarikan telur ikan. Kalau makanan China saya paling suka pesan fuyung hai. Macam-macam pokoknya lauk kesukaan saya. Susah diprediksi.
Ngomong-ngomong soal makanan. Pernah saat kuliah tingkat I, saya sama teman sekamar saya Agus bermaksud membuat program makan sehat hemat. Untuk penghematan kami berdua bertekad mau masak nasi dan lauk sendiri. Kebetulan di kost-kostan kami sudah ada panci dan kompor untuk memasak nasi. Tanpa banyak buang waktu kami segera melaksanakan niat kami. Berdua berangkat ke warung kelontong terdekat. Kami membeli beras, minyak tanah, ikan sarden kalengan dan saus. Kami memang bermaksud makan dengan lauk ikan sarden kalengan dan saus secara kontinyu demi penghematan.
Seminggu berjalan program kami berjalan lancar. Memasuki minggu ke dua kami mulai dilanda kebosanan. Lidah dan otak kami menolak dan memberontak tiap hari disuruh makan nasi putih sama ikan sarden kalengan terus menerus. Dengan berbagai pertimbangan matang akhirnya kami menghentikan proyek itu sampai waktu yang belum ditentukan. Kami lega sekali. Kamipun kembali makan di warteg. Semua lauk di warteg terdekat yang memang sudah demikian lama kami rindukan terasa enak sekali.
Akibat menjalani proyek ngawur tersebut selama setengah tahun sesudahnya kami berdua, jangankan makan ikan sarden, melihatnya saja rasanya seperti mau muntah ...

Tidak ada komentar: