Agus ini sebenarnya aslinya orang yang sederhana. Cita-cita dan khayalan dia waktu itu adalah pingin pulang kampung ke Losari, Cirebon dengan mengendarai motor GL-Pro sambil nyangklong tas ransel di punggungnya. Pasti keren sekali balik ke kampung dengan gaya seperti itu katanya. Saya ga tau cita-cita dia ini akhirnya kesampaian apa ga.
Ini cerita lain tentang dia yang masih aku ingat.
Pas mau naik ke tingkat III Agus bermaksud pindah kost-kostan dari Jengkol ke pinggiran PJMI (sorry Gus ! Lu masih belum masuk wilayah PJMI !). Kebiasaan buruk beberapa warga pemilik kost-kostan di situ, kalo tahu ada anak kostnya yang mau pindah maka dia ga akan dianggap lagi. Dicuekin.
Ini pula yang menimpa Agus waktu mau pindah kost (padahal jatah dia masih sekitar beberapa minggu lagi).
Pagi itu dia tidur sampai siang karena hari libur (tentu saja setelah sholat Subuh choi). Lagi enak-enaknya tidur bapak kost masuk ke kamarnya dengan membawa kuas dan sekaleng cat. Dan tanpa perasaan maupun tenggang rasa dia mengecat kamarnya Agus. Padahal penghuninya masih enak-enaknya molor di dalam kamar itu juga.
Nasib anaaaak kooossst ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar