Seingat saya, pertama kali saya melakukan puasa adalah waktu masih TK. Tentu saja saya lemes bukan main. Tapi tetap saja aku tahan-tahan sampai maghrib.
Keadaan paling menyiksa adalah sekitar jam 9 sampai jam 11 pagi, lapar dan lemesnya luar biasa. Kalo sudah lewat tengah hari sich tinggal lemesnya thok. Yang paling bikin kesel, sudah tahu ada anak kecil puasa, kedua pak lik-ku, yaitu Pak Oyo dan Pak Oto bukannya membantu dengan memberikan suport atau gimana kek, tapi malah menggoda puasaku terus.
Di depanku mereka selalu berlagak sedang makan kolak atau pisang goreng kesukaanku. Atau pura-pura habis minum es teh dan sengaja membicarakan segarnya es teh di depanku yang tengah terbaring lemah. Tentu saja aku semakin lemes, walaupun akhirnya tetap kuat puasa sampai maghrib.
Setelah berpuasa selama tiga atau empat hari, mungkin karena kasihan melihat aku puasa, mbah Putriku bilang sama aku begini:
"Kalo anak kecil itu, sahurnya boleh jam 7 pagi ...".
Yach aku sich nurut saja. Sejak itu aku selalu sahur jam 7 pagi dan puasa sampai sore. Tentu saja gak ada yang berani membocorkan rahasia sebenarnya bahwa itu hanya upaya mBah Putri karena kasihan melihat aku lemas dan kurus. Emangnya ada yang berani menghadapi beliau ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar