Saya termasuk orang yang berani banget manjat pohon. Pohon apapun, setinggi apapun saya berani memanjat. Pohon kelapa, pohon beringin, pohon sengon, dan lain-lain pernah saya panjat.
Suatu saat kami sedang main ke kebun kelapa punya salah satu teman kami di daerah Koplak. Kami ingin memetik kelapa muda untuk kami makan (atau kami minum ya?). Sesampainya di TKP temen-temenku pada termangu. Ternyata pohon kelapanya sangat tinggi. Teman-teman yang sudah besarpun ga ada yang berani manjat. Akhirnya mereka menunjuk aku. Yach ... Memang aku sich berani dan biasa-biasa saja suruh manjat pohon kelapa walaupun memang tergolong sangat tinggi bahkan untuk ukuran pohon kelapa sekalipun.
Timbul sedikit rasa bangga dan takabur dalam hatiku. Ternyata hanya aku yang berani manjat pohon ini kataku dalam hati. Dengan membusungkan dada dan kepala tegak akupun maju dan memanjat pohon itu.
Pohon kelapa itu memang benar-benar tinggi. Sampai tangan dan kakiku pegal-pegal kok belum nyampai-nyampai juga. Dengan membulatkan tekad ditambah malu kalau harus turun dan menyerah akhirnya aku sampai juga ke bagian atas.
Kedua tanganku meraih blarak (daun pohon kelapa) untuk berpegangan. Kemudian kedua kakiku mencari pijakan untuk naik menuju buah kelapanya. Dan saat aku berdiri untuk melihat dan memetik buah kelapanya kulihat pemandangan yang mengerikan. Ternyata di bagian pangkal buah pohon kelapa ada sarang tawonnya.
Tawonnyapun terbang mengelilingi sarangnya dengan suara mendengung seperti suara balapan formula 1. Tanpa pikir panjang tanpa ba bi bu aku langsung melorot ke bawah secepat-cepatnya takut disengat dan dikeroyok gerombolan tawon itu.
Sampai di bawah baru terasa ternyata tangan, dada, perut, dan pahaku babak belur dan merah lecet-lecet di sana-sini. Temanku yang melihat malah tertawa semua. Nasiibb. Mau nyohor malah tekor ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar