Senin, 30 Mei 2011

Panen Duku

Karena jarak yang jauh (37 km) maka saya biasa berangkat sekolah jam 05.00 dari rumah. Jadi untuk persiapannya saya biasa bangun jam 04.00 pagi. Moda angkutan yang saya gunakan adalah jenis Isuzu. Dan yang paling ngetop saat itu nama angkutannya adalah "MARKET".
Jam-jam segitu biasanya angkutan diisi oleh para pedagang sayur-mayur yang berasal dari Kertek. Jadi hampir tiap pagi di dalam angkutan saya selalu uyek-uyekan/umpel-umpelan/berjejalan dengan karungan kenci/selada air, klembak (penambah citarasa rokok) dan loncang (daun bawang). Jadi ga heran lagi jika saya sampai sekolahan baunya sudah seperti dapur umum.
Tapi ada kalanya juga saya seneng berjejalan dengan barang-barang bawaan penumpang lain. Yaitu saat panen duku tiba. Jika daerah mBurat, Kepil sedang panen duku, maka angkutan akan sering mendapat muatan karung-karung berisi duku (dukunya kecil-kecil, hanya seukuran kelengkeng lokal tetapi rasanya manis. Kulitnya lebih tebal dari duku Palembang). Di tempat duduk favorit saya tepat di belakang sopir (untuk menghindari angin yang dingin) juga merupakan tempat menimbun duku.
Di sinilah saya mulai beraksi. Karung yang di depan saya biasanya nempel/mendesak posisi duduk saya. Tentu saja ini sangat mengganggu dan membuat saya capek karena tidak bisa ganti posisi duduk. Sebagai kompensasi atas ketidaknyamanan yang saya alami timbul keisengan dan kenakalan saya. Karung duku yang paling dekat dengan saya saya lubangi dengan jari. Kemudian tas sekolah aku taruh di bawah karung dengan corong tas menghadap ke lubang karung yang sudah buat sebelumnya. Seiring dengan goncangan-goncangan angkut maka duku akan berjatuhan dari lubang karung ke tas sekolah saya. Setelah jumlahnya cukup, lubang karung aku tutup kembali (dengan merapikan serat-seratnya).
Sampai di kelas pesta duku dengan teman-teman dimulai. Aku cerita apa adanya bagaimana duku ini aku dapatkan. Rupanya teman-teman tidak ada yang keberatan. Habis manis sich. Coba kalo yang aku embat sayur-mayur atau klembak, pasti mereka bilang itu barang haram. He.. he .. he  ...

Tidak ada komentar: