Untuk berangkat menuju tempat tugas di Sampit, pada tahun 1995 hanya ada satu moda transportasi, yaitu kapal laut. Kapal yang melayani rute Semarang-Sampit adalah kapal motor PELNI "LEUSER". Jadwalnya 2 minggu sekali.
Waktu itu saya benar-benar masih buta sama sekali di mana dan bagaimana cara membeli tiketnya. Makanya waktu beli tiket ke Semarang saya tidak pergi sendirian. Saya mengajak saudara saya Ondhot. Setelah berputar-putar dan berganti angkutan beberapa kali akhirnya kami tiba di tempat penjualan tiket. Tiket terbeli dan hati tenang.
Untuk menghargai jasa-jasa Ondhot sekaligus refreshing sejenak, aku ajak dia jalan-jalan di kota Semarang. Kemudian kami mampir di Plaza Simpang Lima. Kebetulan di situ lagi ada pameran aquarium air laut. Saya dan Ondhot yang dasarnya adalah setan ikan memandang terkagum-kagum dengan noraknya.
Karena sudah jalan kaki kesana kemari dan tenggorokan sudah merasa kering sambil keluar plaza aku mampir ke counter yang jualan softdrink. Aku ga ingat merknya Pepsi apa Coca Cola. Seperti biasa kami dijuali dengan gelas styrofoam/kertas. Aku minum sambil jalan menuju jalan raya. Tapi aku heran kenapa Ondhot kok duduk terus dan ga mau ikuti aku.
Aku berpikir mungkin dia kecapekan jadi aku balik lagi ke counter itu nemani dia duduk. Tapi waktu aku sampai di situ ternyata minuman dia baru saja habis.
Dan apa yang dia lakukan coba?
Dia kembalikan gelas styrofoam/kertas itu ke penjualnya. Aku baru sadar ternyata dia duduk terus ga mau ikut aku karena mau ngembalikan gelas minumannya.
Aku malu banget sama mbak penjualnya.
Bagaimanapun aku lebih kota dari Ondhot kan ?
2 komentar:
hihihi..
di th 1995an di wonosobo sepertinya blm ada gelas kertas ya?
Sudah ada tapi masih jarang. Dan memang biasanya disimpan dan dipakai berulang-ulang. Dibuang kalo sudah benar-2 rusak ...
Posting Komentar