Waktu kantor saya masih di jalan Kartini, ada warteg yang sebenarnya merupakan warteg lama tetapi karena diakuisisi oleh warteg saingannya maka warteg itu sekarang dikelola oleh manajemen baru. Sebenarnya masakannya enak. Cukup menyegarkan dibanding warung-warung yang sudah ada.
Sayangnya bapaknya yang jualan kalo ngitung harga seenaknya. Harga-harga menu di sini kadang-kadang bisa melebihi kantor pusatnya di ujung gang. Teman saya Kokoh paling rajin protes sama harganya. Saya sendiri menyebut bapak penjual warteg itu dengan sebutan Jugador (Bahasa Spanyol-nya para penyerang sepakbola yang jago menembak bola ke gawang) karena hobinya menembak harga.
Karena seringnya protes dan demo yang dilakukan oleh teman-teman kantor, warteg itupun akhirnya menerapkan harga yang wajar. Yaitu harga mana yang lebih rendah dari nilai buku atau harga di pasaran.
Di samping julukan The Jugador warteg itu juga mendapat sebutan Gang Gang Sulai. Julukan yang kedua diberikan karena sebagai penutup dapurnya, warteg ini menggunakan spanduk bekas dari Restoran Korea Gang Gang Sulai.
Banyak sosialita & jetset menjadi pengunjung tetap di warteg itu. Beberapa di antaranya adalah anggota klub-klub tenar. Ada yang dari klub "The SADI'S" (Shanty, Amel, Debby & Izzah), WAK'S (Widayat, Amin & Kokoh), KD (Ketut & Daniel), dan lain-lain ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar