Akhirnya aku mengalami salah satu peristiwa paling memilukan dalam hidupku. Sungguh aku sampai menitikkan air mata saat untuk pertama kalinya aku akan berangkat ke kota Sampit. Aku memandang satu persatu mulai dari ibuku, nenekku, bapakku, adik-adikku, bulik-bulikku, paklik-paklikku, tetangga, rumah, jalanan kampung, dan lain-lain.Pokoknya semua yang selama ini selalu mengitari kehidupanku dalam suka maupun duka seakan-akan ikut melepas kepergianku.
Berat sekali langkahku waktu itu. Ingin rasanya aku melarikan diri dari tugasku. Tapi untunglah ada ibukku yang selalu menguatkanku. Nasehat dan petuah beliaulah yang membuat aku tetap berangkat melaksanakan pengabdianku kepada negara. Sesak rasanya dada ini saat Pak Oyo pamanku mengantarkanku menuju bis yang akan membawaku ke kota Semarang. Aku diantar beliau sampai ke kota Kertek.
Lagi-lagi aku merasa sedih waktu aku naik bis dan meninggalkan pamanku di trotoar pertigaan kota Kertek.. Beberapa lama di bis barulah aku mulai bisa mengendalikan perasaanku. Hati dan tekadku kembali kuat.
Baiklah Sampit ...
Aku datang !!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar