Kakek Penjual Lotre ...

Pas SD, salah satu acara favorit kalo lagi istirahat bagi anak-anak adalah melihat atau membeli lotre ndog cicak. Saya sama Sarno seneng banget beli lotre ini. Bentuknya berupa lintingan kertas yang dibungkus plastik dan dikasih beberapa butir permen ndog cecak (berbeda dengan kemasan lotre ndog cecek yang dijual Pak Rahmat).

Penjualnya adalah seorang kakek-kakek. Dia selalu memakai tudung ala petani. Macam-macam hadiahnya. Saya selalu mengincar hadiah berupa lampu senter. Tapi gak pernah dapat.

Suatu hari pas saya sama Sarno nungguin kakek ini lagi jualan, ada seorang pria dewasa yang jongkok di depan kakek ini.

Pria dewasa: "Pinjam koreknya ada Pak ?"

Kakek : "Oh ada. . Ini Pak ..."

Kakek itu menjulungkan korek api ke orang tadi. Kami berpikir orang ini paling-paling pinjam korek api buat nyalain rokok.

Tetapi ternyata setelah menerima korek, dia langsung menuang seluruh lotre ndog cecek punya kakek-kakek tadi dan langsung membakarnya.

Sambil membakar lotre itu dia ngomong ini:

"Sampeyan ini ngajarin yang gak bener sama anak-anak !".

"Ayo ikut ke kantor polisi. Bawa semua barang-barang ini juga ke kantor polisi !".

Rupanya orang tadi adalah polisi yang berpakaian preman. Aku sama Sarno kasihan banget sama kakek itu.

Ketika melihat kakek itu digelandang ke kantor polisi aku sama Sarno menitikkan air mata. Kami berdua menangis saking sedihnya melihat nasib kakek-kakek tadi.

"Semoga kamu tidak apa-apa ya Kek. Kami semua menyayangimu ... "