Tahun 1995 aku mendapat tugas dari kampus untuk menjalani Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Surabaya. Hari masuk kantornya waktu itu adalah hari Senin sampai Jumat. Hari Sabtu dan Minggu libur. Biasanya di hari libur ini aku pergi jalan-jalan.
Di salah satu hari Minggu itu aku pernah jalan-jalan ke Tunjungan Plaza (TP). Aku bermaksud nonton film Forrest Gump. Film yang lagi ngetop waktu itu. Setelah beli tiket aku duduk dan menunggu theater di buka. Biasanya pengumumannnya berupa rekaman suara wanita yang diputar melalui pengeras suara. Aku kenal banget suara siapa itu. Itu adalah suara Maria Ontho. Narator sandiwara radio "Saur Sepuh".
Beberapa menit suara panggilan terdengar dan aku masuk ke ruangan. Dua jam kemudian film selesai dan aku keluar. Rupanya karena AC-nya dingin banget perutku jadi mulas.
Secepatnya aku menuju ke toilet. Aku buka WC pertama.
"Wah ... Air di closetnya penuh. Mbembeng. Berarti WC-nya mampet nich ... ", kataku dalam hati.
Lalu aku buka WC kedua. Mampet juga. Demikian juga dengan WC ketiga dan keempat. Semuanya menurutku mampet. Gawat nich ! Padahal perutku sudah mules bener. Hidungku sudah mulai berkeringat. Serasa mau meledak nich pantat.
Tetapi yang heran setelah itu banyak orang lain keluar masuk ke WC. Mereka enak-enak saja buang hajat di situ. Penasaran aku lihati apakah mereka nekat buang hajat di WC mampet apa gimana. Maksudnya ada sesuatu yang aku tidak tahu. Dengan menguatkan hati bersiap-siap menyaksikan pemandangan mengerikan yang ada di lubang WC aku buka pintunya.
Lho ...??? Kok tetap bersih ... Langsung aku utak-utik itu tombol-tombol yang ada. Dan eehh ... Ternyata memang begitulah sistem yang bekerja di WC yang modern. Air penuh di lubang kloset dan jika tombolnya ditekan, maka air dan kotoran akan langsung hanyut tanpa perlu di siram lagi. Aku langsung menunaikan hajatku di WC dengan sistem yang baru aku kenal saat itu.
Wah ... Pengetahuan baru lagi nich. Lama-lama aku bisa jadi orang kota ...
3 komentar:
huahaha...
parah..parah...
Pulangnya salah naik lyn. Kebablasen sampe Wonokromo. Terpaksa naik taksi minta dicarikan alamat di Gubeng ...
haha...
itu namanya bukan kebablasen...
emang ga niat ke gubeng...
Posting Komentar