Sebagai manusia, sudah sewajarnya jika imam lupa saat memimpin jamaah sholat. Apalagi sholat tarawih yang nota bene raka'atnya banyak. Tetapi sudah ada mekanisme baku untuk menegur imam yang lupa. Kalo jamaah laki-laki dengan mengucapkan kalimat "Subhanallah", kalo jamaahnya perempuan dengan cara menepuk tangannya sendiri.
Tetapi namanya juga anak-anak. Apalagi kalo anaknya jarang mengikuti sholat berjamaah atau datang ke masjid. Maka kejadiannya menjadi seperti ini.
Suatu malam saya ikut sholat tarawih berjamaah di Masjid Jami' Sapuran. Waktu itu imamnya adalah Mbah Abu Dawud. Beliau adalah imam favorit saya. Orangnya berwibawa. Beliau juga adalah sahabat mbah Kakung saya. Mungkin karena usia beliau yang sudah sepuh, makanya kalo lagi mengimami sholat jamaah kadang-kadang lupa rakaatnya.
Yang seharusnya berdiri malah duduk, yang seharusnya duduk malah berdiri. Malam itu beliau mengalami lupa. Setelah melakukan sujud kedua rakaat kedua yang seharusnya duduk, beliau malah langsung berdiri. Para orang tua sich sudah menjalankan prosedur baku. Yaitu dengan mengucapkan kalimat "Subhanallah".
Tetapi lain dengan anak-anak yang tidak tahu.
Salah seorang anak malam itu berteriak keras:
"Imame kecenthok ... !!!" ("Imamnya kecele ...!!!").
Tidak ada komentar:
Posting Komentar